Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Sebuah Surat untuk Kamu dari Aku, sembilan belas masehi

Gambar
Ketika ruang dan waktu belum juga berhenti memaksa akan keberadaannya, pagi berlalu menjadi malam. Kamu menutup lalu membuka mata. Kamu menghirup udara ke dalam tubuhmu lalu mengeluarkannya. Terus seperti itu sampai entah kapan akan berhenti. Kamu yakin akan itu, akan saat dimana semuanya berhenti. Semesta berhenti. Karena semesta adalah apa yang kamu sadari melalui dirimu. Dirimu adalah semesta, bukan bagian darinya. Banyak yang berkata bahwa tempat dimana kamu berpijak ini adalah sebuah lingkaran, yang berputar seperti roda, yang membentuk sebuah siklus. Semuanya adalah tentang apa-apa yang bergerak. Tentang kakimu yang terus melangkah diatas pijakan yang juga berputar, bersama batasan masa, candra sangkala yang merangkak melebihi kencangnya perjalanan. Juga terkadang semua adalah tentang apa yang telah banyak dikatakan. Namun, kamu tahu, semenjak penglihatanmu tak hanya bisa melihat, penciumanmu tak hanya mencium, pendengaranmu tak hanya mendengar, perabamu tak hanya meraba,