Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Yang Meronta-Ronta?

Pernah tidak kau merasa begitu gundah, dengan tanpa alasan yang jelas? Hanya rasa itu tiba-tiba datang dan begitu menguisik. Seperti ada bagian di dalam dirimu yang meronta-ronta, entah itu kesakitan, kesepian, kegamangan, kekhawatiran, entah apapun itu rasa-rasanya, tak terwakili oleh gabungan kosakata apapun. Hanya saja kau merasa kehampaan yang luar biasa, sepanjang hari. Kehampaan-kehampaan itu penuh dan menyesakkan. Tak ada satupun yang benar-benar manusiawi di matamu. Bahkan orang yang sedang kau taruh hati padanya. Apalagi orang yang teranggap dekat denganmu, hanya karena mereka di dekatmu sejak kau lahir hingga tumbuh, siapapun yang di sekitarmu, tak akan memahami. Kau punya ruang sendiri yang sulit untuk kau keluar darinya, begitupun mereka yang sulit untuk menembus masuk ruangmu mungkin. Tapi siapa juga yang mau masuk? Kau terus-terusan merangkak, terkadang sambil terisak, berusaha menemukan dan menjadi apa yang sepenuhnya kau mau. Namun tanah yang kau pijak, tak hanya

Dengar Aku Cak!

Kuceritakan kau tentang Chiaroscuro satunya selain kertas yang kugambar kemarin saat aku melakukan tarian tanpa gerak Sedikit saja kuceritakan, tak semuanya Aku tak paham bagaimana interesmu kini dan nanti, setidaknya aku tahu bahwa memang itu tak ada Kuceritakan sedikit saja sampai jalanan benar-benar nyenyat Tak usah kau tegur, sebab mataku akan spontan berhenti ketika benda-benda bising itu pulang kandang Kuceritakan sangat sedikit saja, jangan khawatir Tetaplah di bawah lampu itu Tetaplah diam disitu Namun kau boleh memilih suara-suara bising itu daripada cerocosan mataku tentang Chiaroscuro Tetaplah disitu, jangan beranjak Jangan beranjak dengan melewati kabel atau aku akan berhenti bercerita

Fantasi Chiaroscuro

Gambar
Aku tertawa tanpa suara Sebab mata-mata yang tak terpejam itu tak melihat Di waktu yang sama Aku masih menari tanpa gerak Walau mata-mata yang tak terpejam itu masih tak melihat Di waktu yang sama Mereka yang di dekatku jauh Terus-terusan bernyanyi mengiringi tari tanpa gerakku Sangat tak selaras "Tak ada yang mau selaras!" Tanganku melonjak pergi Merobek lembaran kertas catatan logaritma Yang berserakan mengitariku Tanganku melukis fantasi fantastis yang lama sembunyi dibalik kelam Aku tertawa terbahak Mentari seketika menerobos mengenai lukisan itu Indah sekali Lukisan fantasi tanganku kini mirip chiaroscuro Di waktu yang sama Aku berhenti menari dengan iringan orang dekatku yang jauh Selama mata-mata yang tak terpejam itu tak melihat Aku terus membuat chiaroscuro fantasiku

"La Magie de ses Yeux"

Gambar
Aku mau lihat "la magie de ses yeux" lalu terbang entah kemana, tak peduli serendah apa bumi ketika itu. Akan kuambil pintalan aw an dengan sangat hati-hati namun cepat, dengan keinginan kuat mengenakannya pada wadah "la magie de ses yeux" itu. Kumohon dengan teramat pada angin, bantu aku turun saja, jangan sekaligus mengenyahkan awan itu. Sehingga ketika aku telah turun pelan-pelan di bumi, diantara selimut rerumputan yang tempatnya jauh dari mana aku berpijak untuk terbang, pintalan awan itu masih kurasakan di dekapku. Tak apa jika angin terus berhembus mengitari ubunku sambil berbisik tentang rasa-rasa yang mudah berkelukur, kudekap selalu walau ada yang gamang disana-entah dimana. “La magie de ses yeux” telah memantiknya dahulu, lalu bukan urusan rasa-rasa itu untuk tahu.

Hasil Sepi

Gambar
Di kesadaran itu tahu bahwa semua itu hadir karena sepi. Entah sepi karena pernah ramai, atau sepi karena sepenuhnya lengang-tak pernah ada apapun. Namun, di kesadaran itu pun tahu bahwa tak ada gunanya terus-terusan beringar-bingar dalam dunia nan jauh diatas sadar, bahkan berusaha setajam mungkin menusukkan mata untuk menembusnya juga tak ada kesudahan. Kalau bukan karena satu pijakan yang memberi kepastian, mungkin semua itu akan terombang-ambing. Sebut saja kesemuanya itu-yang di bawah sadar- sebagai sebuah eksperimen untuk membuktikan pastinya pijakan itu. Dengan sedapat mungkin menjauhi kesempatan yang hadir, hingga menekan ekspektasi sekecil mungkin. Dengan mengambang, “Waktu akan memutar semuanya, menggamblangkan dua pemeran utama dengan satu omniscience .”