Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Consumer Journey

Gambar
Dina Tri Wijayanti NIM 18107030091 #tugascoolyeah *** Riset Consumer Journey Target Audience: Dimas Catur Setyawan, remaja laki-laki usia 17 tahun, pelajar SMK N 2 Wonogiri kelas XI jurusan Teknik Permesinan. Tinggal di desa Pandeyan, Jatisrono, Wonogiri. Berjiwa bebas dan seru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, optimis, kreatif dan suka bermain video game online. Tidak memiliki cita-cita yang pasti tetapi ingin segera bekerja setelah lulus dengan membuka usaha sendiri. Cunsomer Journey: Waktu Aktivitas Point of Contact Media 08.00-08.30 Membuat teh anget, sarapan dengan cemilan biskuit, ngobrol dengan keluarga Gelas, piring, meja makan 08.30-09.30 Membantu ibunya memasak di dapur Dapur, kompor, wajan, minyak goring, sayuran 09.30-09.50 Mengambil handuk, menuju kamar mandi, lalu mandi Hanger pakaian, kain handuk, pintu kamar mandi, sandal, tempat sabun dan shamp

Iklan Apa yang Merasukiku

Gambar
bluesmagazine.nl “ Ajining diri gumantung ing lathi. Ajining raga gumantung saka busana. ” kata Bapak sambil lalu. Sore itu Bapak datang mengunjungi kediaman saya dan kakak di Jogja. Belum sempat duduk dan berbincang, bapak mengucapkan pitutur Jawa itu tepat kepada saya. Bapak seringkali mengucapkan sesuatu secara tiba-tiba. Namun kali itu sedikit berbeda. Saya sebenarnya paham arti dari peribahasa populer tersebut. Kira-kira terjemahan bebasnya adalah bahwa harga diri seseorang tergantung pada tutur katanya, dan nilai penampilan fisik seseorang tergantung pada busana yang dipakai. Hal yang tak saya pahami, apa intensi Bapak mengucapkannya tepat di depan saya? Entah apa yang merasuki Bapak. Saya yang baru saja pulang kuliah waktu itu seketika mengernyitkan dahi. Dengan terbengong-bengong, saya terhenyak dan mengamati pakaian yang melekat pada tubuh saya. Tidak saya jumpai hal yang keliru. Saya hari itu mengenakan pakaian seperti biasanya. Celana jeans panjang

Matahari Terbenam di Tandon

Libur awal semester pertama kemarin, saya pulang kampung ke Wonogiri. Baru lima bulan saya meninggalkan daerah itu, rasanya sudah banyak sekali yang berubah. Mulai dari pembangunan shelter baru, panggung alun-alun yang terbuka, hingga bundaran simpang lima yang tiba-tiba berdiri patung Bung Karno di tengahnya. Tak terkecuali rumah saya, warna cat pagarnya juga berubah. Banyak yang berubah setiap bergulirnya waktu di kabupaten kecil ini. Saya pun merasa telah pergi lama dan tertinggal banyak hal, barang satu hari saja. Saya berharap orang-orang yang saya kenal tidak berubah. Lalu, suatu ketika saya dan teman-teman SMA merencanakan untuk pergi bersama atau dalam bahasa kami “dolan bareng”. Mereka masih teman-teman saya, masih kocak seperti dulu. Saya bernafas lega. Saya adalah orang yang takut dengan perubahan-perubahan. Terlebih jika perubahan itu saya tak tahu juntrungnya. Kami memutuskan untuk pergi ke salah satu rumah teman. Kebetulan, rumah teman saya dekat dengan suatu waduk t