Consumer Journey


Dina Tri Wijayanti
NIM 18107030091
#tugascoolyeah

***
Riset Consumer Journey

Target Audience:
Dimas Catur Setyawan, remaja laki-laki usia 17 tahun, pelajar SMK N 2 Wonogiri kelas XI jurusan Teknik Permesinan. Tinggal di desa Pandeyan, Jatisrono, Wonogiri.
Berjiwa bebas dan seru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, optimis, kreatif dan suka bermain video game online. Tidak memiliki cita-cita yang pasti tetapi ingin segera bekerja setelah lulus dengan membuka usaha sendiri.

Cunsomer Journey:
Waktu
Aktivitas
Point of Contact
Media
08.00-08.30
Membuat teh anget, sarapan dengan cemilan biskuit, ngobrol dengan keluarga
Gelas, piring, meja makan

08.30-09.30
Membantu ibunya memasak di dapur
Dapur, kompor, wajan, minyak goring, sayuran

09.30-09.50
Mengambil handuk, menuju kamar mandi, lalu mandi
Hanger pakaian, kain handuk, pintu kamar mandi, sandal, tempat sabun dan shampoo,gayung, keran air
Merek handuk, merek shampoo
09.50-09.55
Menuju kamar, mengambil pakaian, berpakaian, menyisir rambut
Jam dinding, lemari pakaian, pakaian, sisir, cermin
Jam dinding, kaos
09.55-10.10
Menuju dapur, mengambil makan, berjalan menuju ruang keluarga
Magic jar, piring, sendok, lemari lauk, wajan, televisi
Televisi
10.10-10.30
Duduk dan makan
Piring, nasi, lauk

10.30-12.00
Menonton televisi
Televisi, remot televise, kursi, jam dinding
Televise, jam dinding
12.00-13.00
Menuju kamar, mengambil ponsel, membalas pesan Whatsapp, membuka media sosial
Televisi, kasur, ponsel
Televisi, ponsel, whatsapp, instagram, youtube
13.00-13.20
Menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan shalat
Sandal, keran air, cermin, jam dinding, sajadah, sarung
Jam dinding
13.20-15.00
Mengambil kunci moto dan membawa ponsel serta headset, pergi ke rumah teman, menyapa teman-temannya, bermain game online bersama
Gantungan kunci motor, ponsel, headset, helem, jalanan, rumah teman, parkiran motor, teman-teman
Gantungan kunci, sticker, ponsel, spanduk, billboard, poster
15.00-15.10
Mematikan ponsel, berpamitan dengan teman, megambil kunci motor, mengendarai motor untuk pulang
Ponsel, headset, teman, gantungan kunci motor, motor, jalanan
Gantungan kunci, sticker, ponsel, spanduk, billboard, poster
15.10-15.20
Menghentikan motor dan mampir ke warung gado-gado, membungkus gado-gado dan pulang
Warung, penjual gado-gado, dompet, uang, jalanan
Spanduk, billboard, poster
15.20-15.30
Sampai di rumah, menaruh bungkusan gado-gado di atas meja, berjalan menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu
Teras rumah, jam dinding, kursi, ruang tamu, meja, sandal, kamar mandi, keran air
Jam dinding, gantungan kunci, kalender
15.30-15.45
Shalat
Sarung, sajadah

15.45-16.00
Menuju dapur, mengambil piring dan sendok, mengambil minum, mengambil bungkusan gado-gado, makan sambil bermain ponsel
Rak piring, meja, plastik, bungkusan gado-gado, ponsel
Ponsel
16.00-17.00
Mendengarkan musik sambil mengerjakan tugas sekolah
Headset, buku, pensil, penghapus, ponsel
Sampul buku, ponsel
17.00-17.20
Mengambil handuk, pergi ke kamar mandi, mandi, mengambil air wudhu
Sandal, wadah sabun, sabun, sikat gigi, odol, handuk, gantungan pakaian, keran air
Ambient media
di kamar mandi
17.20-18.00
Berpakaian lalu menunggu waktu magrib sambil menonton TV dengan keluarga
Lemari pakaian, cermin, sisir, TV, ponsel
Televisi, Whatssapp, Instagram
18.00-18.10
Shalat
Sarung, sajadah

18.10-19.10
Duduk bersantai dengan keluarga sambil bermain media sosial di depan televisi
Kursi, makanan, televise, layar ponsel
Televise, Instagram, Youtube, kalender
19.10-19.25
Mengambil air wudhu dan shalat
Sandal, keran air, sarung, sajadah

19.25-21.00
Menonton televise sambil sesekali chatting
Televise, remot, ponsel
Televise, Whatsapp
21.00-21.30
Menuju kamar, membaca buku sampai tidur
Kasur, buku
Pembatas buku
21.30-05.00
Tidur








Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah membuang waktumu di tulisan saya. Semoga tidak ada dosa. 

Postingan populer dari blog ini

Hantu Pulang

Gambar
  Tatkala aku merasa jemu mengikuti generasi-generasi dan letih menyaksikan prosesi orang-orang dan bangsa-bangsa, aku duduk seorang diri di lembah hantu-hantu, dimana kenangan-kenangan dari generasi lalu bersembunyi, dan semangat dari zaman mendatang berbaring menunggu. - Kahlil Gibran Ada bencana besar yang dibiarkan menyantap dan menelan banyak dari kita, secara bulat-bulat, dengan serempak. Menggilas menuju puas. Kita dikunyah habis, disesap sampai saripati diri habis. Tak ada sesepah pun yang dilepas. Bencana besar itu membuat tak sedikit perkara jadi hambar dan hilang dayanya. Ia menyudahi kita langsung dalam momen suntuk, ketika tak sesiapa pun dapat digenggam, dan tanpa selera terhadap apa-apa. Malam ini, aku menyadari satu kata yang lebih dari tiga kali kujumpai dalam sehari. Kata itu, barangkali yang beberapa hari ini mengusik: pulang. Aku selalu percaya bahwa kata-kata dan ide-ide adalah pesan, meski diendapkan dalam durasi yang lama akan terus menghantui pikiran sampai ...
selebihnya »

Bukan Cerita Werkudara dan Arimbi

Gambar
“It is difficult because you’re not here for the lust, inflation, quantity, comparison, competition, or constant experiences. You’re here for solidarity, peace, tranquility, soul, deepness, love and empathy.” *** Silakan tertawa atau bergidik-gidik selepas kalimat yang kutulis ini selesai. Tak apa dan perlu kuakui terang-terangan: setelah sekian abad, akhirnya aku berani menyatakan–setidaknya pada diriku sendiri dan teman dekat–bahwa aku jatuh hati. Seperti di film-film. Persis di cerita-cerita novel. Dimana aku akhirnya memenuhi syarat untuk masuk dalam definisi jatuh cinta: ketika kamu mengagumi seseorang, bahkan sejak pandangan pertama, lalu jantungmu deg-degan, ada perasaan membuncah dan meletup-letup, ada obsesi dan ambisi untuk terpikat dan memikat. Sejauh ini aku menganggap relasi yang kupunya dengan setiap manusia begitu beragam. Dan sangat amat rumit untuk dikategorikan dalam konstruksi-konstruksi yang sudah ada. Aku lebih-lebih memandang dan mengukurnya dari seberapa kuat ‘ko...
selebihnya »

Sedap Malam

Gambar
Tak ada apapun sebesar dunia yang kau inginkan. Cukup pendar hangat dan dekat di pusat batin, yang kau dekap setiap saat. Tapi kau menangisinya. Hanya pada segala yang lembut dan halus, kau menyambutnya. Sehingga tak ada apapun yang besar menyilaukan, menggelegar, menyengat, menyentak, yang dapat kau terima. Begitulah dirimu yang liliput. Kenapa kau menangisinya? Kenapa kau justru menciut? *** Aku tak menyangka akan tersedu sedan begini. Tak menyangka juga membiarkan susah hati yang berlarut ini nampak dalam derik-derik tulisan, yang entah bakal beredar di internet, atau menumpuk saja di arsip personal seperti biasanya. Aku masih tak menyangka, si sedih menetap begitu lama tanpa kuajak bicara. Selama ini aku ke mana? Kadang-kadang aku merasa habis, meski dada rasanya ingin membuncah. Dan aku selalu mengakhirinya dengan menulis. Syukurlah masih tenggang untuk mengurai kasak-kusuk yang tak karuan ini. Selalu ada momen jeda untuk menepi. Menafsir setiap hal menjadi bahasa, menjadi ruh, ya...
selebihnya »