Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Tentang Paradoks Batu

Paradoks. Paradoks menurut pemahaman saya adalah sebuah kata untuk mewakili keadaan yang disana terdapat beberapa premis, dimana premis-premis tersebut kontradiktif dengan apa yang sebelumnya biasa ada dan dianggap benar. Paradoks pada bayangan saya adalah seperti cabang-cabang yang bercabang-cabang tak ada ujung, seperti lapisan-lapisan yang berlapis-lapis tak ada habis. Pernah dengar omnipotence paradox ?   Paradoks yang mempertanyakan tentang kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya “ The Paradox of Stone ”: Bisakah Tuhan menciptakan sebuah batu yang sangat berat hingga dia sendiri tak dapat mengangkatnya ? Apa yang saya tangkap adalah sebenarnya paradoks tersebut berangkat dari entah pertanyaan atau pernyataan tentang kemampuan Tuhan menafikan dirinya. Hal itu dapat kita lihat dari presmis-premis pokok dari paradoks ini yang menggiringnya pada jawaban iya dan tidak . Jika iya , bahwa Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat berat hingga dia sendiri tak dapat mengangkatnya, i

Senyum Ejek Hujan

Aku dengar itu Gelak nabi dari rinai-rinainya awan Terlihat riuh namun pada halnya ia adalah perihal yang singular Lalu bumi telah terlanjur basah Dan pada momen yang sama sang waktu menggertak Lalu aku dengar dengan jelas lagi itu Dalam basahnya bumi ada sesuatu yang meronta-ronta kekeringan Begitu gaduh namun pada halnya ia adalah perihal yang hambar Selalu   tuduh benci itu memang terpayah Hingga ketika semuanya reda tak ada momen untuk menidak Aku mungkin tak dengar lagi itu