Budak Candra Sangkala


Romanku buram tertutup candra sangkala

Kusuguhkan senyum basi pada kumpulan awan penabah

Bahana keras terus berhembus bersama angin sejuk

Mengkerutku atas retorika setengah nafsi

Aku berlari menuju bukit pasir

Membawa bendera uap dan kutancapkan kukuh

"Tak ada yang perlu diratapi!"

Kumpulan awan penabah, bahana keras dan komplotannya menganga

Lalu mereka berpindah haluan

Yang masih ada hanyalah angin sejuk

Tertiup memutariku dan menyenggol bendera uapku

Teriakku lirih sekali

"Sekarang, aku budakmu candra sangkala!"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedap Malam

Understanding Love?

Kenapa Saya Membatasi Akses "Begitu Saja" di Internet?