Kepada Anak dalam Diriku yang Terluka


“Anak dalam diriku yang terluka, aku disini siap mendengarkanmu
Ceritakan seluruh deritamu, aku disini sungguh-sungguh mendengarkanmu
Kau adalah anak dalam diriku, aku adalah kau
Kini kita sudah dewasa, tidak perlu takut lagi,
kita aman, bisa melindungi diri sendiri
Ayo, ikut ke masa kini
Jangan biarkan masa lalumu memenjarakan kita
Pegang tanganku, mari jalan bersama,
menikmati setiap langkah kita di masa kini…”
(Thich Nhat Hanh)


Anak dalam diriku yang terluka
Aku berlari sekarang, meraih dan mendekapmu dengan penuh kesadaranku
Rasakan aku yang menghampirimu dengan rasa hangat
Leburlah luka-luka yang dingin dan membeku di masa lalu
Aku mengingatmu dan memahamimu
Aku memahami bagaimana luka-luka itu hadir ketika tak seorangpun mengajakmu bicara
Ketika tak sekedipan mata pun menatapmu
Tak ada sekejap waktu pun mendengarmu
Tak ada yang mengajarimu menertawakan segala hal yang sekitarmu katakan
Tak ada yang mengajarimu menangisi segala hal yang tak apa dengan air mata
Lepaslah luka-luka yang terpendam
Padamkan, jangan biarkan dendam tak tenggelam
Hapuslah jejak yang diiringi pandangan-pandangan mata mencibir
Tak seharusnya kau bersemayam dalam kata-kata kosong
Tak seharusnya kau terus-terusan menelan kata-kata kosong
Mereka telah tiada, sedang lukamu masih ada
Tersenyumlah
Tersenyumlah jika kau ingin tersenyum
Menangislah
Menangislah jika kau ingin menangis
Berteriaklah
Berteriaklah jika kau perlu berteriak
Anak dalam diriku yang terlalu banyak diam, aku disini sungguh mendengarkanmu
Kau anak dalam diriku, kau adalah aku, aku menerimamu dengan sepenuh sadarku
Melangkahlah bersamaku untuk kini dan nanti
Melompatlah bersamaku untuk kini dan nanti
Berlarilah bersamaku untuk kini dan nanti
Bermainlah bersamaku untuk kini dan nanti
Belajarlah bersamaku untuk kini dan nanti
Hiduplah bersamaku untuk kini dan nanti
Kita bergandengan dan saling menerima
Aku ada, akulah yang paling mengerti dan memahamimu
Jadilah aku dan kau tak ubahnya mata pandang dan langit biru
Yang dekat
Yang jernih
Yang apa adanya
Aku menerima
Aku menerima
Aku menerimamu, wahai anak dalam diriku yang terluka
Luka dari kata-kata
Luka dari tindak laku
Luka dari pengabaian
Luka dari penghinaan
Luka dari tuntutan
Luka dari penekanan
Luka dari penghianatan
Luka dari ketakutan
Luka dari ketersingkiran
Luka dari kepergian
Luka dari ketidakpercayaan
Luka dari kepalsuan
Luka dari kekalahan
Luka dari kekecewaan
Luka dari keremehan
Luka dari keramaian
Luka dari kesendirian
Luka dari rasa kasih
Luka dari rasa derita
Luka dari segala luka
Luka dari segala rasa
Adalah aku, adalah kamu, anak dalam diriku yang terluka
Aku menyimpan lukamu, aku dekap segala deritamu
Mari membuka hati bersamaku
Mari menghadap semesta bersamaku
Dengan dingin dan hangatnya jiwa tanpa bayangan luka
Anak dalam diriku, dalam setiap tarikan dan hembusan nafasku aku melukiskan senyum-senyum penutup lukamu
Anak dalam diriku, dalam setiap bunyi yang kuungkap dalam kata-kata aku melagukan nada-nada tangismu
Anak dalam diriku, dalam setiap pijakan langkahku aku memungut dan merangkai jejak-jejak deritamu
Anak dalam diriku yang pernah terluka
Aku mengingatmu, aku menerimamu
Menjadikan dinginmu, hangatku
Menjadikan tangismu, senyumku
Menjadikan marahmu, bahagiaku
Menjadikanmu ada dalam rangkaian indah kisahku
Anak dalam diriku yang tak lagi terluka
Kini kita telah bertambah usia, menemukan arti dewasa
Mari mencari kata-kata bersama,
Dengan senyum, tawa, atau bahkan luka
Bersamaku, jadilah pribadi yang tak mati rasa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedap Malam

Understanding Love?

Kenapa Saya Membatasi Akses "Begitu Saja" di Internet?