Tidak Rela
Mungkin aku terlalu banyak belajar
tentang merelakan. Banyak hal lewat benar-benar jadi lampau begitu saja di
hadapanku. Tak ada sisa kecuali lamunan hampa. Aku belajar, bahwa seuatu yang
lewat begitu saja, artinya itu bukanlah milikku. Dan apapun yang bukan miliki,
jauh dari genggamanku, diluar mampuku dan bukan hal yang patut kusesali. Dan
hidup, katanya akan begitu tenang.
Ketenangan yang didamba itu kini
kurasakan hanya seperti uap saja. Semu dan tak benar-benar hidup. Aku rasa
hdiup ini butuh ambisi dan satu rasa bergejolak. Dan ketenangan membuatku larut
hingga hanyut. Selalu dalam suasana hampa dengan menafikkan gejolak-gejolak
yang datang. Bahkan memaklumi kelalaian tanpa rasa gundah. Dunia seperti
baik-baik saja dan setiap jiwa damai sentosa. Nyatanya hidup menggelar banyak
problema yang tak cukup disikapi dengan gelagat diam, tanpa asa, tak paham
duduk perkara. Seperti tak bernyawa!
Ayo, berkelana! Inilah arena untuk
kita benar-benar hidup dengan makna-makna. Tak akan pernah mulus semua-muanya,
tak akan hancur segalanya. Dan aku kini mendapati diriku, tepat laurt mala
mini, menyusun banyak rencana. Aku takkan takut pada guncangan-guncangan. Musuh
paling nyata kini adalah ketenangan dan kemapanan yang mejelma kelalaian, yang
membuat hati mengering dan jiwa hampa. begitulah hidup yang bebas dan tak
berbatas, kujalani sebagaimana layaknya...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah membuang waktumu di tulisan saya. Semoga tidak ada dosa.