Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Lakuning Srengenge

Gambar
Aku lahir selaku matahari, terang dan panas Waktu bayi wujudku nyaris bulat sempurna, kering tanpa tangis Merangkak dengan sinar-sinar yang berkilatan Lalu terbit jadi belia, berjingkatan jadi pusat hari-hari Lelap dan terjaga dari sisi-sisi berbeda Muncul membenam di saat yang sama Dikitari kabut lembut sekaligus badai api-api Darahku adalah pendar Mengalir hangat Menguap memancar Tanganku adalah sinar Menyentuh semua Menembus pandang Ludahku api menyala Menerangi, atau lamat membakar Aku tua selaku matahari, terik dan berjarak Sorotku memeluk segala,  membuat gamblang,  membuat buta Aku berdiri dari kilau-kilau, yang tak sekalipun dijamah Kecuali ia sama-sama bara, yang juga nyaris bulat sempurna, ikhlas tanpa pamrih

Hantu Pulang

Gambar
  Tatkala aku merasa jemu mengikuti generasi-generasi dan letih menyaksikan prosesi orang-orang dan bangsa-bangsa, aku duduk seorang diri di lembah hantu-hantu, dimana kenangan-kenangan dari generasi lalu bersembunyi, dan semangat dari zaman mendatang berbaring menunggu. - Kahlil Gibran Ada bencana besar yang dibiarkan menyantap dan menelan banyak dari kita, secara bulat-bulat, dengan serempak. Menggilas menuju puas. Kita dikunyah habis, disesap sampai saripati diri habis. Tak ada sesepah pun yang dilepas. Bencana besar itu membuat tak sedikit perkara jadi hambar dan hilang dayanya. Ia menyudahi kita langsung dalam momen suntuk, ketika tak sesiapa pun dapat digenggam, dan tanpa selera terhadap apa-apa. Malam ini, aku menyadari satu kata yang lebih dari tiga kali kujumpai dalam sehari. Kata itu, barangkali yang beberapa hari ini mengusik: pulang. Aku selalu percaya bahwa kata-kata dan ide-ide adalah pesan, meski diendapkan dalam durasi yang lama akan terus menghantui pikiran sampai ...

Bukan Cerita Werkudara dan Arimbi

Gambar
“It is difficult because you’re not here for the lust, inflation, quantity, comparison, competition, or constant experiences. You’re here for solidarity, peace, tranquility, soul, deepness, love and empathy.” *** Silakan tertawa atau bergidik-gidik selepas kalimat yang kutulis ini selesai. Tak apa dan perlu kuakui terang-terangan: setelah sekian abad, akhirnya aku berani menyatakan–setidaknya pada diriku sendiri dan teman dekat–bahwa aku jatuh hati. Seperti di film-film. Persis di cerita-cerita novel. Dimana aku akhirnya memenuhi syarat untuk masuk dalam definisi jatuh cinta: ketika kamu mengagumi seseorang, bahkan sejak pandangan pertama, lalu jantungmu deg-degan, ada perasaan membuncah dan meletup-letup, ada obsesi dan ambisi untuk terpikat dan memikat. Sejauh ini aku menganggap relasi yang kupunya dengan setiap manusia begitu beragam. Dan sangat amat rumit untuk dikategorikan dalam konstruksi-konstruksi yang sudah ada. Aku lebih-lebih memandang dan mengukurnya dari seberapa kuat ‘ko...