Lakuning Srengenge




Aku lahir selaku matahari, terang dan panas Waktu bayi wujudku nyaris bulat sempurna, kering tanpa tangis Merangkak dengan sinar-sinar yang berkilatan

Lalu terbit jadi belia, berjingkatan jadi pusat hari-hari

Lelap dan terjaga dari sisi-sisi berbeda

Muncul membenam di saat yang sama

Dikitari kabut lembut sekaligus badai api-api

Darahku adalah pendar

Mengalir hangat

Menguap memancar

Tanganku adalah sinar

Menyentuh semua

Menembus pandang

Ludahku api menyala

Menerangi, atau lamat membakar

Aku tua selaku matahari, terik dan berjarak Sorotku memeluk segala, 

membuat gamblang, 

membuat buta

Aku berdiri dari kilau-kilau, yang tak sekalipun dijamah Kecuali ia sama-sama bara, yang juga nyaris bulat sempurna, ikhlas tanpa pamrih


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hantu Pulang

Bukan Cerita Werkudara dan Arimbi

Sedap Malam