Bukan Cerita Werkudara dan Arimbi
“It is difficult because you’re not here for the lust, inflation, quantity, comparison, competition, or constant experiences. You’re here for solidarity, peace, tranquility, soul, deepness, love and empathy.” *** Silakan tertawa atau bergidik-gidik selepas kalimat yang kutulis ini selesai. Tak apa dan perlu kuakui terang-terangan: setelah sekian abad, akhirnya aku berani menyatakan–setidaknya pada diriku sendiri dan teman dekat–bahwa aku jatuh hati. Seperti di film-film. Persis di cerita-cerita novel. Dimana aku akhirnya memenuhi syarat untuk masuk dalam definisi jatuh cinta: ketika kamu mengagumi seseorang, bahkan sejak pandangan pertama, lalu jantungmu deg-degan, ada perasaan membuncah dan meletup-letup, ada obsesi dan ambisi untuk terpikat dan memikat. Sejauh ini aku menganggap relasi yang kupunya dengan setiap manusia begitu beragam. Dan sangat amat rumit untuk dikategorikan dalam konstruksi-konstruksi yang sudah ada. Aku lebih-lebih memandang dan mengukurnya dari seberapa kuat ‘ko