Kontribusi Efektif untuk Negeri Hanya dengan Pikiran Positif



Anak muda merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi sebuah negeri. Hal itu dikarenakan anak muda dinilai sebagai generasi penerus yang mampu berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Dengan harapan yang besar tersebut, secara tidak langsung nasib bangsa ini kedepannya berada di pundak anak mudanya.
Namun, masalahnya adalah tidak semua anak muda sadar akan tanggung jawab yang diembankan pada kita atau hanya sekedar sadar tetapi kita tidak tahu bagaimana caranya berkiprah. Sehingga kita lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang lebih kita sukai tanpa peduli akan pengaruhnya serta bagaimana nasib bangsa nantinya. Lebih disayangkan lagi jika kita hanya menjadi anak muda yang gemar berpikir kritis namun terlampau apatis, mengkritisi pemerintahan, mencela sesuatu yang tidak sepihak dengan kita, mencari-cari celah perbedaan, memaki, membenci atau menilai buruk segala hal yang ada di sekitar kita, di negeri kita sendiri.
Sebuah negeri itu seperti rumah kita sendiri. Berantakan atau rapinya rumah kita, tergantung pada bagaimana kita menatanya. Kalau kita menilai rumah kita berantakan, seharusnya kita sadar bahwa rumah kita juga tidak bisa menjadi rapi dengan sendirinya tanpa uluran tangan kita. Lalu, rapi tidaknya rumah kita juga tergantung dari siapa yang menilai. Kita menilai rumah kita masih belum rapi, belum tentu orang lain juga beranggapan sama.
Saat ini, kita hidup di era yang serba digital, dimana dunia berada di genggaman kita sepenuhnya. Kita dapat mengetahui apapun yang ada di luar negeri. Termasuk dengan budaya-budaya asing yang dapat kita ketahui dengan mudah dari dunia maya. Seperti budaya barat yang sekarang ini telah dikenal luas dan dianggap sebagai kiblat modernisasi dunia itu. Dengan mengenal bagaimana budaya dan segala macam kondisi di luar sana, tak jarang kita mulai membandingkannya dengan negeri kita sendiri. Banyak sekali dari kita sebagai anak muda justru menganggap budaya asing atau budaya barat itu lebih baik dari budaya negeri kita sendiri yang dianggap konvensional. Budaya bangsa sendiri cenderung dianggap remeh.
Anak muda seringkali menunjukkan diri sebagai pihak yang kurang puas dengan keadaan negerinya. Kita sebagai pemuda yang ekspresifpun mulai mengekspresikan rasa kita di dunia maya. Banyak dari kita yang mengunggah  suatu karya-karya yang cenderung mengecap negatif dan memunculkan kekurangan-kekurangan yang ada pada negerinya pada khalayak ramai sebagai wujud ketidakpuasan tersebut. Misalnya mengunggah sebuah karya video dengan judul, “Selamat Datang di Indonesia” yang justru hampir seluruhnya berisikan hal-hal yang merupakan kekurangan bangsanya. Bahkan, jika terdapat suatu kejadian ataupun suatu kebiasaan yang dinilai buruk di negeri ini, tak banyak para pemuda lantas berkata, “Orang Indonesia itu kenapa, sih?” , “Ya begitulah orang Indo itu... ” dan banyak yang lainnya. Mereka berkomentar seolah mereka sendiri adalah penduduk asing.
Bentuk ketidakpuasan, kemarahan, dan kejengkelan yang selalu mereka luapkan di dunia maya sebenarnya secara tidak langsung dapat menjadi pupuk bagi semangat anak muda untuk merubah keterpurukan yang mereka keluhkan itu.
Tanpa dipacu, anak muda cenderung memiliki jiwa yang menggebu-gebu, pemikiran yang kreatif, inovatif serta selalu kritis. Jiwa anak muda yang seperti itu akan menjadi modal hebat bagi negeri untuk menjadi bangsa yang maju apabila diarahkan pada sudut pandang yang positif.
Banyak pemuda yang kreatif dan inovatif yang sebenarnya memiliki peluang besar untuk berkontribusi membangun bangsanya. Di era yang serba digital ini, kita dapat melakukan segala hal dengan lebih mudah. Sehingga sangatlah mudah bagi kita sebagai anak muda untuk berkreativias tanpa batas sesuai minat dan bakat yang kita kuasai masing-masing.
Masalahnya disini, dengan segala kemudahan tersebut, kita sebagai anak muda terkadang masih belum sadar akan tanggung jawab kita terhadap masa depan bangsa dan belum dapat memaksimalkan kesempatan kita untuk dapat memberikan kontribusi bagi negeri.
Mengunggah foto, video, tulisan atau apapun yang menebar kebencian, celaan, keluhan, umpatan dan segala bentuk prasangka buruk sebenarnya didasari oleh pikiran-pikiran yang selalu negatif. Hal yang mendasar yang dapat mengubah itu semua adalah dengan mengubah sudut pandang kita ke arah yang selalu positif. Berhenti menggerutu pada satu perbedaan diantara banyak persamaan.
Dengan akar yang kokoh, sebuah pohon akan tumbuh menjadi pohon yang utuh dan kuat. Begitu pula dengan berpikir positif dan kontribusi yang akan kita lakukan. Pikiran yang positif adalah akar dari segala kontribusi untuk negeri ini.
Dengan mulai berpikir positif, sebagai pemuda kita dapat berkontribusi untuk mengubah kondisi negeri yang sering kita anggap terpuruk ini. Karena, kita semua tahu bahwa segala tindakan yang kita lakukan dimotori oleh pikiran kita. Pikiran yang positif akan menjadikan semua hal terasa indah dan harmonis, perbedaan dan keadaan yang ada pada negeri ini akan selalu kita syukuri. Sehingga setelahnya, kita dapat menjadi pemuda yang selalu berpikiran positif, maka apapun tindakan kita akan menjadi terarah dan positif tentunya.
Tak perlu muluk-muluk untuk dapat mengisi kemerdekaan dan menjadikan negeri ini maju. Berpikir positif adalah cara yang efektif untuk kita dalam berkontribusi bagi negeri. Mulailah berpikir positif dengan segala hal dari yang terkecil. Seperti halnya berpikir positif pada diri sendiri dengan berhenti mengeluh dan selalu optimis. Kepada Tuhan-pun kita harus berpikir positif, sehingga dengan begitu kita dapat mensyukuri segala ketetapan yang diberikan pada negeri kita ini serta memandang hal-hal yang terjadi sebagi sebuah pelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka, timbul rasa optimisme untuk berkontribusi bagi negeri tanpa harus mencela ini-itu.
Begitupun dengan sesama manusia dan lingkungan, kita sebagai anak muda hendaknya berpikiran positif atas tindakan dan pemikiran saudara-saudara sebangsa. Tuhan menciptakan manusia terdiri dari bangsa-bangsa yang berbeda dan sudut pandangnya masing-masing. Sungguh tidaklah mungkin apabila segala sesuatu harus sepihak dengan kita. Saling menjatuhkan dan mencari kesalahan atas tindakan orang lain justru hanya memperkeruh suasana. Ketika kita selalu berpikiran positif, kita akan selalu menghargai perbedaan yang ada, memaknai segala perbedaan sebagai keberagaman yang wajib kita hormati. Maka dari itu, kita hendaknya melatih diri kita untuk selalu berpikir positif pada apapun itu. Pikiran yang positif akan mengarahkan kita pada tindakan-tindakan hebat sebagai wujud kontribusi yang efektif bagi negeri tercinta.



(Tulisan ini bekas buat ikut lomba nulis opini Super Event)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedap Malam

Understanding Love?

Kenapa Saya Membatasi Akses "Begitu Saja" di Internet?