Sekolahku, Sekolah Kakekku juga Sekolah Cucuku

Sebelum masuk sekolah

Aku membuka galeri sejarah

Kulihat pedati-pedati itu kini menjadi besi mesin yang juga bisa berlari

Kulihat bulu-bulu itu kini menjadi pulpen atom yang juga bisa untuk menulis

Kulihat kulit-kulit kayu itu kini menjadi lembaran-lembaran putih yang juga bisa untuk dibaca

Kulihat bakiak-bakiak itu kini menjadi pantofel kulit yang saat ini juga menemani langkahku ke sekolah

Coba kulihat sekolah kakekku di galeri sejarah

Ternyata sekolah kita tidaklah beda

Sekolah kita tak seperti pedati, bulu, bakiak dan kulit kayu

Kulihat lagi di galeri sejarah

Terlihat seorang guru memegang buku Bapak Einstein

yang pada sampulnya tertulis kutipan tentang tentang ikan yang seumur hidupnya merasa bodoh karena tak bisa memanjat pohon

Tapi, kutipan itu tak mungkin dibacakan

Ia membacakan teori Bapak Einstein tentang E sama dengan MC pangkat dua

Murid-murid yang juga kakekku disitu terlihat mangguk-mangguk saja

Walau ada satu puluh dua yang menggambar, berpuisi, hingga membaca kamus bahasa

Pantas saja tak bisa fisika!

Lihatlah betapa bebas sekolah mereka

sekolahku juga

karena sekolahku, sekolah kakekku atau sekolah cucuku

masih sama seperti dulu

tak seperti pedati, bulu, bakiak, dan kulit kayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedap Malam

Understanding Love?

Kenapa Saya Membatasi Akses "Begitu Saja" di Internet?