Menengok Batas dalam Diri yang Melindungi
Begini. Selama ini yang kukenal, aku punya berlapis-lapis ruang pembatas tebal yang mengelilingi diriku. Dan kupikir tak hanya aku. Semua manusia yang hidup dan banyak bicara ini, pun memiliki batasan itu. Setidak-tidaknya. Tidak semua orang dapat menembusnya. Tak semua orang pantas, kau semua harus tahu itu. Seseorang merasa mengenalku, bahwa tabiatku begini atau begitu. Tabiat itu bukan berarti tepat seperti bagaimana diriku sendiri mengenal diriku. Bisa sama sekali meleset. Ini sangat wajar. Jangan mengerutkan dahi. Setiap dari kita—manusia yang sulit membuka telinga ini—memiliki warna dan lakon hidup masing-masing. Kita bertumbuh dalam petak tanah kita sendiri. Mana mungkin semua sama rata?! Jika kau inginkan yang sama, tak ada yang bisa kau lakukan selain berebut. Potensi konfrontasi. Dan kau tahu sendiri, kita ini sebagai manusia tak pernah mau ada konflik. Hidup terus dan teruslah dalam kenyamanan, bukan? Jadi ketika seseorang mengenalku, menginterpretasiku, aku mafhu...