Teduh Teguh, Hujan di Mimpi




Semesta bicara tanpa bersuara
Semesta, ia kadang buta aksara
Interpretation of a dream in which you saw «Rain»Sepi itu indah, percayalah
Membisu itu anugerah

Seperti hadirmu di kala gempa
jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua, kita berlari

Semesta bergulir tak kenal aral
Seperti langkah-langkah menuju kaki langit
Seperti genangan, akankah bertahan?
Atau perlahan menjadi lautan?

Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua, kita berlari...





Bersama Hujan di Mimpi-Banda Neira ini, mengalun indah dalam benak, bahwa ada kalanya kita jeda sejenak. Menilik keriuhan yang paling dalam, meresapi segala apa yang menaungi. Sebab setiap hari, ada yang berupaya mencapai pendengaran, mengajak kita bercengkerama, menuntunmu hidup... tanpa suara, tanpa bicara. Itulah, barangkali mengapa telinga tak dapat mengatup seperti mulut.
Sejenak saja. Tanpa maksud menarik diri, kesunyian membawa kita pada hayatan paling terang dan dalam. Terkadang dalam riuh-rendah, sesumbar membawa pada kedangkalan. Sepi itu indah, percayalah.
Tanpa kehendak, dunia terus berjalan. Tanpa kata-kata, makna terpancar: jujur dan tanpa bersandiwara. Mari, kita cari keteduhan, dan tetaplah teguh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedap Malam

Understanding Love?

Kenapa Saya Membatasi Akses "Begitu Saja" di Internet?