Kelas Menengah Gudang Garam
orang-merokok.jpg (1200×778) (wordpress.com) Beberapa bulan lagi rumahnya bakal didatangi banyak tamu. Akan ada pesta besar semalaman suntuk. Seisi desa berbondong-bondong turut mempersiapkan acara itu. Dan Bapak-Tua itu tak ingin mengecewakan siapapun. Meski pandemi masih eksis, itu bukan apa. Putra pertamanya tetap akan melangsungkan pernikahan di tahun depan. Bapak-Tua itu optimis hari akan semakin membaik. Kondisi segera pulih dan semua orang dapat berkumpul merayakan pengantin baru. Segala perintilan tradisi pernikahan kejawen harus masuk daftar “rampung”. Setidaknya sebulan sebelum hari-H tiba. Biaya tak menjadi hal. Prinsipnya, yang penting semua lancar dan banyak orang bersenang-senang. Bapak-Tua itu adalah tipikal pria loyal. Ia tak peduli apapun—termasuk uang—jika itu demi kepentingan lain yang menurutnya lebih esensial, “Kenapa tidak?” Suatu ketika, ia menyuruh putranya untuk membeli sepasang cincin pernikahan secara langsung. Ia bersedia merogoh uang berapa saja, asal...